Postingan

Pelaut itu

 Hai kapten, Sepertinya kamu sudah menemukan pulau terbaik. Gimana ? Matahari terbenam di sana indah kah? lalu bagaimana dengan langitnya? Aku harap itu adalah pulau terbaik yang pernah kamu datangi.  Tuan, sampai saat ini belum ada pelaut yang datang dan betah di pulau ku. Mungkin karena aku yang tak pandai dalam menjaga pulau, atau mungkin aku yang tak pandai menyambut pada tamu yang datang. Setiap malam tiba dan kesunyian pulau mulai terdengar, ketakutan terbesarku muncul. Mati tanpa ada satu orang yang tahu dan menangisi ku.  Dulu kita bertemu dalam keadaan terbaik kita. Dan kini aku ada didalam keadaan terburukku.  Tuan, dulu kau tidak bisa mencintai keadaan tebaik ku. Apakah sekarang ada orang yang mau mencintai keadaan terburukku ? 

27

 hai 27 tahun ku, Inget gak 2 tahun lalu saat kau berumur 25 tahun. Akhirnya kamu sadar kalo kamu selama ini hanya berleha leha dan tidak melakukan hal nyata.  Saat itu kamu berkata pada diri mu sendiri untuk memilih jalur mana yang mau kamu tempuh secara maksimal. dan ternyata dibawah alam sadarmu kamu memilih jalur dunia.  Setelah 2 tahun belalu 1 hal yang ingin aku sampaikan "CAPEK" sungguh capek. Semoga kamu masih bisa bertahan yaa.  Untuk aku di masa depan jika pada akhirnya kamu akan gagal atas semua  hal yang sudah kamu usahakan. Kumohon jangan salahkan lagi dirimu. Sungguh kamu sudah melakukan yang terbaik. Sungguh kamu sudah sejahat dan sehancur itu, tidak pernah membiarkan dirimu istirahat walau sejenak  Jadi kumohon cukup dan jangan kamu hancurkan dirimu lebih dari ini. 

25

Kata orang ini adalah umur paling krusial dalam hidup. Umur dimana kamu akan membandingkan dirimu dengan dengan orang lain. Umur dmn kamu merasa kamu telah gagal se utuhnya. Dan ternyata benar, semua itu aku rasakan. dan rasanya sungguh menyedihkan. Sebenarnya bukan karena tidak adanya pencapaian yang terjadi tapi lebih ke karena diri ini kalah akan keadaaan. Terus merasa nyaman di zonannya tanpa mau bergerak. Merasa sudah bekerja keras namun tidak kerja cerdas. Bahkan iman turun semakin jauh dengan pencipta.  KAMU SENDIRI YANG MENJATUHKAN DIRIMU. bukan orang lain bukan keadaan. Segala uluran tangan datang menolong namun semuanya kamu tolak. dengan terus bekata NANTI dulu. Segala kesempatan terbuka tapi kamu hanya melihat. Ketika keadaan sudah terdesakpun kamu takut melangkah yang pada akhir nya kamu lagi lagi menunggu hingga adanya pertolongan lagi dan lagi.  INGATLAH, PERTOLONGAN ITU PASTI DATANG TAPI ITU TIDAK MEMBUATMU MAJU. Kamu jatuh di titik A lalu datang penolong untuk berdiri

Berlayar

 Capten, akhirnya aku memutuskan untuk berlayar sendiri. Bermodalkan kenangan ceritamu tentang rasi bintang aku memberanikan diri untuk pergi dari pulau ini. 

Penantian

Sembari menunggu kapal mu kembali menepi, tak pernah bosan ku ingat ingat lagi setiap cerita yang pernah kau kisah kan.Jika saja saat itu aku sempat merekam kisahmu dalam kaset pita mungkin sekarang pitanya telah putus karena sering ku putar ulang. Kau tau, setelah nahkoda gadungan kala itu, tak pernah aku bersemangat seperti ini menanti seseorang. Bahkan jika ku ingat kembali sebenarnya kau tak pernah menyuruhku menunggu atau berjanji akan menepi di pantai ini lagi. Namun kisahmu bak candu bagaiku. Percayalah aku sudah berkali kali meninggalkan pantai ini untuk kembali kerumah. Menyibukkan diriku dengan aktifitas yang biasa kulakukan,  namun tetap saja dikala senja sedang cantik cantiknya dan para burung kembali ke sangkarnya aku memilih menghabiskan soreku di tepi pantai ini dengan penuh harap kapalmu kembali menepi. Sembari memandang kilauan air laut yang bertabrakan dengan langit sore yang di penuhi jingga.  Tentu saja aku tak sendiri, hambusan angin dan deburan ombak yang sesekal

Pelayaranku

Ketika dewasa cinta sudah tidak menjadi hal yang mudah. Tidak lagi semudah ketika kita duduk di bangku sekolah. Banyak hati yang sudah menjadi satu namun pada akhirnya tidak bisa di satukan. Teringan 6 tahun yang lalu ketika cinta pada pandangan pertama sangatlah nyata adanya. Namun dewasa ini dua hati yang sudah menjadi satupun belum cukup untuk menembus sakralnya penyatuan dua insan. Dewasa ini patah sebelum berlabuh akan sering terasa, bahkan membuat sebagian pelayar enggan berlayar kembali kelautan luas. Mendengar kisahmu selalu menjadi topik favorit di kala "iya" bercerita tentang mu. Hingga akhirnya aku tak pernah mendengar kisahmu lagi dari "nya" . Sempat berharap kapalmu akan menepi untuk mencari penumpang baru dan aku bisa menjadi salah satu nya. Bisa mendengarkan kisahmu secara langsung bukan lewat perantara. Kapalmu pun menepi, Namun bukan untuk mencari penumpang baru melaikan hanya untuk bersandar dan menurunkan muatan yang sudah tidak engkau gunakan.