Penantian
Sembari menunggu kapal mu kembali menepi, tak pernah bosan ku ingat ingat lagi setiap cerita yang pernah kau kisah kan.Jika saja saat itu aku sempat merekam kisahmu dalam kaset pita mungkin sekarang pitanya telah putus karena sering ku putar ulang. Kau tau, setelah nahkoda gadungan kala itu, tak pernah aku bersemangat seperti ini menanti seseorang. Bahkan jika ku ingat kembali sebenarnya kau tak pernah menyuruhku menunggu atau berjanji akan menepi di pantai ini lagi. Namun kisahmu bak candu bagaiku. Percayalah aku sudah berkali kali meninggalkan pantai ini untuk kembali kerumah. Menyibukkan diriku dengan aktifitas yang biasa kulakukan, namun tetap saja dikala senja sedang cantik cantiknya dan para burung kembali ke sangkarnya aku memilih menghabiskan soreku di tepi pantai ini dengan penuh harap kapalmu kembali menepi. Sembari memandang kilauan air laut yang bertabrakan dengan langit sore yang di penuhi jingga. Tentu saja aku tak sendiri, hambusan angin dan deburan ombak yang sesekali bermain di ujung jemari kaki selalu setia menemaniku. Lucu nya aku sekarang hafal berapa jumlah burung yang berlalu di atas tepi pantai ini, dan setiap pukul berapa mereka melintas. Jika suatu saat kamu benar benar datang kembali akan aku ceritakan ada se ekor burung kecil yang selalu tertinggal kawanannya. Saking jauhnya burung itu tertinggal sering kali aku kira hari itu ia sakit sehingga tak ikut kawanannya untuk berkelana. Tapi aku salut dengan burung itu walaupun dia selalu tertinggal namun tampaknya ia lebih mandiri dan gagah berani nyatanya dia berani melintasi langit yang begitu luas seorang diri. Jika suatu saat kamu benar benar datang di tepi pantai ini ayo kita tunggu dan beri semangat ke burung kecil itu.
Wau sudah setahun berlalu ternyata dan kisah mu masih lezat untukku. Terimakasih teruntuk kamu yang pergi tanpa meninggalkan luka namun meninggalkan kata yang akan terus aku susun menjadi cerita
BalasHapus